Kuningan, Ribuan Umat Malukat di Pantai Jasri

1 month ago 3
ARTICLE AD BOX
Sebagian besar warga yang datang untuk malukat berbekal banten canang, pakaian adat sebagai pakaian pengganti. Sebelum malukat, warga mengawali dengan mandi. Ada juga terlebih dahulu melakukan terapi berendam di pasir. Setelah selesai terapi dan mandi, lanjut muspa menghadap ke laut.

Banyaknya warga yang datang malukat karena bertepatan Hari Suci Kuningan. Biasanya krama datang malukat ke pantai ini setiap hari Kajeng Kliwon, 15 hari sekali. Hanya saja jumlah krama malukat tidak seramai saat Hari Suci Kuningan. Karena ombak cukup keras dan tinggi, krama pun hanya mandi di pinggir pantai.

Warga yang malukat dengan beberapa alas an. Antara lain, ada yang sebelumnya sempat jatuh sakit, perlu malukat untuk menetralisir kotoran bathin dalam diri, dan hanya menjaga kesucian diri karena bertepatan hari raya.

Warga I Wayan Sutia dari Banjar Pakel, Desa/Kecamatan Bebandem, datang malukat karena bertepatan Kuningan. "Saya datang malukat sekeluarga setiap hari Kuningan," jelas I Wayan Sutia. Hal senada juga dilontarkan, warga I Gede Darsana dari Banjar Kecicang Bali, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem. "Malukat, karena hari raya," katanya.

Warga lainnya I Wayan Suardika alias Unyil dari Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, datang malukat keluarga karena bertepatan Kuningan. "Hari Kuningan, kan jatuhnya di hari Kajeng Kliwon, makanya malukat ke sini," jelasnya.


Ribuan warga yang datang lalulalang sehingga kendaraan sulit parkir, baik roda dua maupun roda empat diatur 36 anggota pecalang Desa Adat Jasri, dikoordinasikan ketua I Ketut Reti.

Banyak juga warga yang datang sekadar berwisata bersantai di pinggir pantai, setelah merayakan Kuningan.

Bendesa Adat Jasri I Ketut Sanur mengatakan, setiap hari Kuningan memang banyak warga yang datang untuk malukat. "Warga yang malukat, ada yang karena sebelumnya jatuh sakit, ada juga yang malukat agar terbebas dari kotoran bathin. Sebab, air laut diyakini sebagai pelebur segala kotoran," ujarnya.

Malukat di Pantai Jasri, kata I Ketut Sanur, bukanlah tradisi desa. Karena banyak krama yang datang dari luar Desa Adat Jasri. "Itu keyakinan mereka. Karena dengan malukat di Pantai Jasri, mereka merasakan lebih nyaman dan bersih secara niskala, sehingga semakin banyak warga yang berdatangan," tambahnya.

Malukat, katanya, tidak mesti di setiap Kuningan. Saat hari Kajeng Kliwon juga banyak krama malukat. Tempat malukat di pantai ini bisa di timur dan barat area parkir kendaraan.7k16
Read Entire Article