Megawati Minta Tak Terlena di Zona Nyaman

2 weeks ago 1
ARTICLE AD BOX
Pesan Megawati itu, disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat memberikan arahan di Safari Politik dan Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2024 di Provinsi Jawa Timur, Senin (4/11).

Konsolidasi kemarin mencakup wilayah Bondowoso dan Situbondo, dilaksanakan di Kota Bondowoso, Senin. Kata Hasto, Ketua Umum Megawati memperhatikan bahwa saat ini banyak kader partai yang sedang masuk dan terlena pada zona nyaman. 

“Karena sudah duduk dan mendapat pangkat maupun jabatan, maka sudah lupa pada akarnya dan kewajibannya,” kata Hasto dalam siaran pers yang diterima NusaBali, Senin.

Pernyataan Hasto itu mendapat banyak dukungan dari kader partai yang hadir. Teriakan “setuju” berkali-kali terdengar dari arah peserta acara. “Maka itu, Pilkada Serentak ini, Pilgub Jawa Timur, adalah momentum untuk kembali dan tak hanya berada di zona nyaman. Apalagi Bu Risma adalah representasi wajah partai yang pro rakyat kecil,” tegas Hasto.

Hasto hadir didampingi Politikus Muda PDIP Aryo Seno Bagaskoro, jajaran DPD PDIP Jatim dipimpin Wakil Ketua Deni Wicaksono dan Sekretaris Sri Untari. Tampak hadir Anggota DPR dari dapil tersebut yakni Sonny T. Paramita. Calon gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini juga hadir dengan Calon Bupati-Wakil Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto dan Gus Moh. Baqir.

Ratusan pengurus dan kader PDIP dari Bondowoso serta Situbondo hadir, dipimpin Ketua DPC PDIP Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat. Pada kesempatan itu, Hasto juga menekankan bahwa Pancasila mengandung filsafat pembebasan dan keberpihakan. Maka, kalau kader PDIP lupa diri dengan jati diri membela Wong Cilik, sebaiknya jangan pernah menyebut dirinya sebagai kader PDIP. 

“Bu Risma adalah representasi pembela Wong Cilik. Kepemimpinan Bu Risma itu nyata, perhatiannya ke rakyat itu nyata. Kalau kita ingin Jatim maju, semua ingin pembangunan tata kota seperti Surabaya, maka bekerja keras dan pilih Bu Risma jadi gubernur Jawa Timur,” pungkasnya.

Sementara Risma banyak bercerita soal pengalamannya berkeliling ke berbagai wilayah di Jatim. Dan dari perjalanan itu, ia selalu mendengar serta mengumpulkan keluhan dari para warga. Ia menyontohkan, banyak guru pondok pesantren yang mengeluh gaji Rp 25 ribu - 75 ribu. 

“Pertanyaan saya, kalau anak-anak tak dirawat kelompok agama tadi, anak-anak kita kemana? Mau di jalanan? Apa itu arti kemerdekaan?,” ucap Risma. Risma juga bicara soal komitmen antikorupsi serta prinsip dirinya yang tak mengejar jabatan demi mendapat fasilitas. Risma menegaskan, dirinya sudah selesai dengan jabatan. 

“Saya bersedia maju karena banyak kiai yang menasihati saya, bahwa saya harus maju di pilgub ini karena Tuhan menginginkan saya maju demi membantu banyak warga masyarakat yang masih menderita, dan keinginan itu disampaikan lewat Ibu Mega,” terang Risma. k22

Read Entire Article