ST Cita Muda Mekar Dorong Pelestarian Seni dan Budaya Lewat Angkling Festival 2024

1 month ago 3
ARTICLE AD BOX
Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Bali dan mendorong generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam seni.

Ketua STT Cita Muda Mekar, I Kadek Erik Adibahula Putra (Dek Uca), mengungkapkan bahwa Angkling Festival merupakan gebrakan baru yang diharapkan dapat menjadi agenda tahunan. 

"Kami ingin memperkuat keterlibatan generasi muda dalam melestarikan budaya Bali, khususnya melalui seni. Festival ini bukan hanya untuk bersaing, tetapi juga sebagai ajang edukasi dan pelestarian nilai-nilai budaya," ujarnya. 

Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangkaian festival yang puncaknya jatuh pada 24 Agustus lalu, mulai dari lomba tari, ogoh-ogoh mini, hingga lomba membuat gebogan dan ngelawar. Sebelumnya, pada 13 Agustus, kompetisi ogoh-ogoh mini dan tapel ogoh-ogoh menjadi salah satu kegiatan unggulan yang diselenggarakan di Banjar Angkling, Babakan, Gianyar. 

Selain itu, kegiatan lomba lokal lain seperti lomba Tari Condong, lomba menggambar untuk anak-anak SD, dan perlombaan dalam memperingati HUT RI ke-79 juga turut memeriahkan suasana.

Salah satu juri lomba ogoh-ogoh mini dan tapel ogoh-ogoh, Ida Bagus Nyoman Surya Wigenem (Gus Man Surya), yang merupakan maestro seni ogoh-ogoh dari Tampaksiring, menilai bahwa kompetisi tahun ini menunjukkan perkembangan signifikan dalam kreativitas para peserta. "Banyak karya baru dan inovatif yang muncul, terutama dalam kategori tapel. Ini menunjukkan semangat para seniman muda untuk terus berkarya dan mengeksplorasi media seni yang berbeda," katanya. 

Gus Man juga berharap agar kompetisi ini menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan seni di Bali, terutama menjelang Hari Raya Nyepi.

I Gede Sugiartha Sujatmika, salah satu peserta lomba asal Karangasem, mengungkapkan rasa bangganya bisa berpartisipasi meskipun cuaca tidak mendukung. "Kami berharap pemerintah lebih mendukung kegiatan seperti ini, terutama di wilayah Bali Timur, agar dapat memberikan ruang bagi kreativitas generasi muda," ungkapnya. 

Sugiartha juga berbagi bahwa timnya mempersiapkan karya ogoh-ogoh mini selama sebulan penuh, menghabiskan dana hingga Rp 3 juta.

Tema yang diusung dalam Angkling Festival ini adalah "Satyam, Siwam, Sundaram," yang berarti kebenaran, kesucian, dan keindahan. Tema ini dipilih untuk menekankan pentingnya berkarya dengan nilai-nilai luhur sehingga menghasilkan seni yang memiliki taksu (jiwa) dan makna mendalam. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pecalang, prajuru adat, dan masyarakat Banjar, untuk memastikan acara berlangsung dengan lancar dan aman.

Meski sudah berakhir dua bulan lalu, Angkling Festival memberikan dampak positif bagi masyarakat Gianyar dan Bali pada umumnya. Festival ini tidak hanya menghidupkan kembali tradisi dan budaya, tetapi juga menjadi wadah bagi seniman muda untuk berkreasi dan berprestasi di bidang seni. Melalui festival ini, STT Cita Muda Mekar berharap dapat terus melestarikan budaya Bali dan mendorong semangat generasi muda untuk berkarya dengan penuh dedikasi. *m03

Read Entire Article